Dalam rangka Harlah Nahdhatul Ulama (NU) ke-97, Banser Satkorcab Bantul mengadakan Apel bersama di Goa Slarong, 16/02/2020. Hadir puluhan kiai NU dan seluruh pengurus Ansor-Banser.
Selain itu hadir pula jajaran pengurus seluruh Banom NU Bantul, baik Muslimat, Ansor-Fatayat, IPNY-IPPNU. Hadir pula satuan Banser; Banser Tanggap Bencana(Bagana), Banser Husada (Basada), Banser Lalu Lintas (Balantas), Banser Maritim (Baritim).
Ada pula pasukan ambulans bersama sopir dan kru dari masing-masing kecamatan, dari tujuh belas kecamatan di Bantul. Pasukan Ambulans yang melayani masyarakat untuk antar jemput ke rumah sakit, dan pelayanan kesehatan lainnya.
Yang tak kalah menarik adalah barisan Denwatser/Garfa, banser wanita, yang sekarang berubah nama menjadi Garda Fatayat.
Sebelum acara dibuka, seluruh peserta, dipandu Herry Budhi, Pelatih Banser Nasional, menyanyikan lagu-lagu penyemangat. Mulai dari Mars Banser, Jinggel, hingga Yalal Waton.
Apel dibuka oleh dimulai 16.00 Wib. Dalam sambutannya, pembina apel menekankan pentingnya setia kepada NKRI dan UUD 1945. Menjaga marwah Ahlussunah Wal Jamaah An Nahdhiyah.
Sementara Irfan Chalimi, ketua GP Ansor Bantul, saat ditemui setelah Apel mengatakan bahwa acara ini digelar untuk memperingati harlah Nahdhatul Ulama ke-94. Diperingati dengan Apel bersama agar supaya Ansor-Banser mengingat kembali perjuangan para pendiri NU dalam memperjuangkan tegaknya Ahlussunnah Wal Jamaah.
“Banser dan Ansor sebagai garda depan bangsa harus selalu bersemangat dan waspada terhadap segala bentuk radikalisme yang mengikis kesatuan NKRI.” Irfan Chalimi.
Selanjutnya Irfan juga mengucapkan berterimakasih dan mengucapkan selamat kepada peserta Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) VII, yang juga mengikuti Apel. Dari sekian barisan Apel, barisan Susbalan yang baru saja dibaiat. Dengan wajah dicoreng dan seragam kaos, mereka ada di tengah barisan. Seakan mereka ditunjukkan ke seluruh peserta bahwa mereka telah lulus dari Kursus Lanjutan.
Salah satu peserta dari Kecamatan Dlingo yang kami temui, Dian Afrizal, mengatakan sangat bersyukur bisa menyelesaikan jadwal kegiatan Susbalan yang padat dan ketat.
“Semua karena doa ibu, Mas, saya bisa lulus Susbalan. Ini aku persembahkan untuk ibu saya tercinta.” Kata Dian Afrizal.
Berbeda dengan Afrizal, Yasin Wisanggeni yang merupakan salah satu peserta Susubalan bersyukur bisa lulus dan mengikuyi semua kegiatan Susbalan. Ia rela meninggalkan ayahnya yang baru dirawat di rumah sakit.
“Ayah saya juga yang menyemangati saya untuk bisa lulus Susbalan tahun ini, Mas. Beliau menyuruh saya menyelesaikan Susbalan. Dan kelulusan ini saya persembahkan khusus buat ayah saya.” Kata Yasin.
Setelah Apel selesai, dilanjutkan dengan pertunjukan ketrampilan Banser. Menaiki tangga dari pedang, dipedang perutnya, menhinjak beling, dan berbagai pertunjukan kejadugan.
Acara selesai tepat sebelum Azan Magrib berkumandang.