ANSOR.ID – Barisan Ansor Serbaguna atau yang lebih masyhur dipanggil Banser, selalu tak pernah ketinggalan dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh NU. Banyak cerita heroik saat berkhidmat, pun tidak sedikit tingkah lucunya yang mengundang tawa.
Selain karena tingkah Banser, biasanya juga karena selera humor tinggi yang dimiliki oleh para Kiai. Sehingga NU di tengah keseriusannya mendampingi umat memenangi masa depan, selalu memunculkan sisi-sisi humor.
Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2023 yang baru saja usai digelar PBNU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, juga meninggalkan cerita lucu akibat ulah Banser.
Minggu malam (17/09/23, Gus Mujib yang merupakan Koordinator seksi transportasi mengecek persiapan tim. Beberapa arahan diberikan kepada tim untuk kelancaran tugas-tugas kepanitiaan. Termasuk kepada TP yang merupakan Pj pemberangkatan dan pemulangan peserta.
Baca Juga:
Usai rapat, TP membagi tugas kepada tim transportasi. Tim diminta membangunkan peserta di masing-masing kamar pukul 4 pagi (hari Senin) untuk persiapan menuju lokasi pembukaan Munas dan Konbes NU 2023 di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap.
“Sahabat-sahabat nanti akan dibantu dari Banser untuk membangunkan peserta. Bisa dipahami?” kata TP.
Semua tim mengangguk, menandakan mereka paham dengan tugas yang diberikan.
Selang beberapa menit, TP juga menyampaikan hasil rapat kepada Banser yang bertugas melakukan pengamanan di lokasi kegiatan untuk membantu tim transportasi.
“Sahabat-sahabat Banser, tepat pukul 05.30 WIB nanti peserta akan diberangkatkan menuju Ponpes Al-Hamid Cilangkap untuk acara pembukaan. Jadi, mohon peserta dibangunkan pukul 4 pagi agar mereka melakukan persiapan seperti salat subuh, mandi. Sekaligus diingatkan untuk segera naik ke bus sebelum pukul 05.30 WIB,” Kata TP menyampaikan informasi.
Baca Juga Awas Digulung Arus Sejarah, Buku Karya Bendahara Umum GP Ansor
Aman, semua terkendali. Tinggal menunggu waktu eksekusi saja. Tim transportasi pun kembali memasuki ruangan masing-masing untuk istirahat agar bisa membangunkan para peserta.
Sebagai koordinator yang bertugas memberangkatkan peserta untuk acara pembukaan, TP sudah bangun pukul 3 pagi lewat sekian menit. Menurut saya, sepertinya TP ini tidak tidur. Hahaha.
TP mulai membangunkan tim sambil menyalakan sirine megaphone ala-ala diklatsar. Lalu ia mencoba mengecek kesiapan armada/ bus yang akan digunakan menuju lokasi pembukaan. Saat ia masuk ke dalam bus, sungguh kaget bukan main ia melihat beberapa Kiai sudah di dalam bus.
“Loh, Kiai sudah di sini?” kata TP.
“Lah gimana sih, tadi kita dibangunin Banser pukul 3 pagi. Katanya disuruh segera naik bus untuk segera berangkat, sholat subuh nanti jamaah di Al-Hamid,” protes salah satu Kiai.
TP menyadari ada yang tidak beres. Ia meminta maaf ke beberapa Kiai yang sudah masuk bus atas miss komunikasi yang terjadi antara pihak tim transportasi dengan Banser. Ia mempersilahkan para Kiai untuk turun, kembali ke kamar dan sholat subuh terlebih dahulu.
Baca Juga:
- Informasi Terbaru Kegiatan GP Ansor
- MDS Rijalul Ansor Kalimantan Tengah Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
“Kacau-kacau,” batinnya. TP kemudian menelepon beberapa tim transportasi, “Gawat-gawat, ini sebagian peserta sudah dibangunin Banser sejak jam 3 dan disuruh langsung masuk bus. Beberapa Kiai sudah menunggu di bus dari jam 3 tadi. Sepertinya ada orang lain yang memberikan komando ke Banser,” ucapnya.
Barok yang juga salah satu anggota tim transportasi, segera bergegas menuju gedung D3. Ia bertugas membangunkan peserta di gedung tersebut. Sambil sedikit tergesa-gesa, tentu ia berharap para Kiai di gedung D3 tidak menjadi korban miss komunikasi ini.
“Mas..,” sapa salah satu Kiai begitu Barok sampai di gedung D3.
“Siap Kiai, gimana Kiai?” Jawab Barok.
“Mas, saya tahu Banser memang top. Perintah pimpinan dijalankan dengan baik. Tapi ya jangan dibangunkan jam 3 juga lah. Kita ini jam 2 baru tidur, jam 3 sudah diobrak-obrak masuk ke dalam bus, sekarang disuruh turun lagi,” protes salah satu Kiai.
Apes, mungkin itu yang diucap Barok dalam hati. “Iya Kiai, mohon maaf Kiai. Tadi ada sedikit salah paham”.
Karena waktu sudah menjelang pukul 05.30, Barok meminta Banser di gedung D3 untuk menyisir seluruh ruangan untuk membangunkan kembali para Kiai yang masih tidur.
“Ndan, tolong sisir semua ruangan di gedung ini. Jika masih ada yang belum bangun, minta tolong untuk dibangunkan. Tapi caranya yang lembut ya,” pinta Barok.
Baca Juga Gelar Rakerwil 2023, PW GP Ansor Bali Prioritaskan Setiap Cabang Membuat Sekretariat
Banser bergegas menjalankan instruksi. Semua ruangan disisir tanpa terlewat.
Selang beberapa menit, Barok nampaknya mulai curiga. “Ini Banser kok lama nggak turun-turun?” batinnya. Ia mencoba naik, ingin tahu apa yang sedang dilakukan Banser.
“Astaghfirullah, dikira para Kiai lagi ikut Diklatsar apa ya……..,” kata Barok begitu melihat cara Banser membangunkan para Kiai di lantai atas.
Ia melihat Banser mengetuk pintu kamar para Kiai dan membangunkan (memanggil) dengan nada keras ala-ala Diklatsar.
“Assalamu’alaikum Kiai, sudah ditunggu di bawah, dimohon segera turun!”. Pindah ke kamar sebelahnya, “Assalamu’alaikum Kiai, sudah ditunggu di bawah, dimohon segera turun!”. Begitu terus hingga seluruh kamar disisir.
Barok geleng-geleng kepala, sampai sini ia memahami penyebab miss komunikasi. Dan satu-satunya Banser yang salah tangkap komando adalah Banser yang ada di gedung D3. Sepertinya, mereka saat menerima instruksi atau informasi sudah dalam keadaan lelah dan mengantuk. Hahaha.