Instruksikan Doa Bersama, GP Ansor: Fokus Keselamatan Korban Musibah Ponpes Al-Khoziny

02 Oktober 2025
Berita
Instruksikan Doa Bersama, GP Ansor: Fokus Keselamatan Korban Musibah Ponpes Al-Khoziny

JAKARTA - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor menginstruksikan seluruh kader menggelar doa bersama atas musibah yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

“Ini adalah musibah, cobaan bagi kita semua. Pimpinan Pusat sudah menginstruksikan kepada seluruh jajaran untuk menggelar doa bersama. Mengetuk pintu langit agar Allah memberikan kemudahan, kekuatan, dan keselamatan,” kata Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor H. Addin Jauharudin pada Kamis (2/10/2025).

Instruksi tersebut tertera dalam Surat Nomor 3740/PP/SR/-01/X/2025 Perihal Instruksi Salat Gaib, Tahlil, dan Doa Bersama yang ditandatangani oleh Ketua Umum beserta Sekretaris Jenderal Pimpinanan Pusat GP Ansor tertanggal 2 Oktober 2025.

Addin meminta semua pihak untuk fokus pada upaya penyelamatan santri yang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. Kepada seluruh jajaran Ansor dan Banser setempat, Addin meminta agar melakukan pendampingan dan membatu sesuai tupoksi.

“Seyogianya untuk saat ini kita semua fokus pada upaya penyelamatan korban di dalam bangunan. Karena di dalamnya ada santri, ada nyawa yang harus diselamatkan,” ujar Addin.

“Kepada satuan Banser, agar hadir untuk membantu proses evakuasi yang saat ini berlangsung. Lakukan koordinasi yang masif dan intens,” tambahnya.

Addin menilai, saat musibah ini dibumbui dengan generalisasi yang tidak baik dan menyudutkan pondok pesantren, ia khawatir justru fokus penyelamatan dan evakuasi akan terganggu.

“Bahwa nanti ada temuan yang tidak sesuai, sebaiknya dilakukan evaluasi. Tapi menggiring untuk kepentingan tertentu yang menyudutkan pondok pesantren di tengah upaya penyelamatan, ini akan membuat bias hal pokok utama evakuasi korban. Ini soal kemanusiaan, soal nyawa manusia. Jangan bumbui dengan narasi-narasi yang saling menjatuhkan untuk kepentingan tertentu,” pungkasnya.

Selain itu, untuk menghormati dan menjaga perasaan keluarga, Addin juga meminta kepada publik agar untuk tidak menyebarkan foto atau video sensitif seperti kondisi korban, reruntuhan hingga tangisan keluarga korban.

Penulis :Mohammad Saifulloh