ANSOR.ID, BANDUNG – Infiltrasi gerakan dan wacana keagamaan transnasional yang masif di platform digital belakangan ini menjadi tantangan baru bagi bangsa Indonesia. Gerakan itu tidak hanya isapan jempol semata, mengingat berbenturan langsung dengan ideologi Pancasila dan harmoni NKRI.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat 85% kaum milenial sangat rentan terpapar paham radikalisme. BNPT juga mencatat bahwa 47,3% pelaku terorisme berlatar kaum muda.
Data ini semakin menguatkan bahwa ruang-ruang digital – di mana penggunanya didominasi kaum muda – telah mengirim sinyal darurat. Konten ruang digital sesak dengan narasi-narasi Islam yang ekslusif, dan pengaruhnya terhadap anak muda sangat dominan.
Merespon dinamika tersebut, upaya pencegahan sangat dibutuhkan dan teramat penting, salah satunya adalah dengan melakukan kontra-narasi di ruang digital. Sekretaris Jenderal GP Ansor Gus Adung mengamini fakta itu dan menjelaskan peran-peran strategis yang harus dilakukan GP Ansor.
“Sebagai organisasi kepemudaan yang mewarisi nilai-nilai Islam yang ramah, sudah menjadi tanggung jawab kita semua sebagai kader memanfaatkan dunia Cyber ini sebagai media juang baru untuk menyampaikan dan mengamalkan dakwah Aswaja sebagai upaya untuk menjaga marwah Bangsa,” kata Gus Adung saat memberikan arahan dalam Pelatihan Dasar Cyber Ansor Batch II, Jawa Barat, Jumat (17/6/2022).
Gus Adung juga mempertegas bahwa dunia cyber menjadi ruang juang dalam manifestasi diri, sebagai bentuk pertanggung jawaban dan memberikan manfaat sebagai kader.
“Jadikan jari-jari kalian ini bermanfaat bagi Ansor dan NKRI, jangan sampai nanti di Yaumil Akhir ditanya apa guna jarimu dan kalian tidak bisa menjawab,” lanjutnya.
Senada dengan Gus Adung, Ketua PW Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar kembali mengingatkan pesan Ketua Umum GP Ansor Gus Yaqut tentang urgensi kader Ansor dalam pergulatan narasi ideologi keagamaan di ruang-ruang digital.
“Ketua umum kita Gus Yaqut pernah menyampaikan bahwa dalam situasi sekarang ini posisi kita sedang kalah di dunia cyber, akan tetapi sebagai kader Ansor kita harus bisa menang, caranya bagaimana? Caranya hanya satu yaitu kita harus ikut bertarung, kita harus bisa bertarung untuk mendakwahkan Aswaja, untuk menjaga dan melindungi marwah Bangsa di dunia maya,” ucap Ketua PW GP Ansor Jawa Barat kegiatan ini bertempat di Sekretariat Pengurus Wilayah (PW) Jawa Barat.
Kegiatan pelatihan ini merupakan tindak lanjut Konbes Ansor 2021, di mana salah satu hasil keputusannya adalah membentuk Badan Cyber. Ditemui di sela kegiatan, Ketua Panitia Pelatihan Dasar Cyber Ansor Batch II Rustam Hatala mengatakan bahwa pelatihan ini sebagai forum trasformasi pengetahuan kepada kader tentang sosial media dan narasi-narasi yang diperlukan untuk meneguhkan dan mendemontrasikan dakwah Aswaja melalui prinsip satu komando.
“Maka dari itu kader Ansor harus memiliki pengetahuan di bidang Cyber agar kita bisa merapikan barisan ataupun mempertegas prisnsip satu barisan tidak hanya harus satu komando di lapangan akan tetapi kader Ansor juga harus bisa melaksanakan satu Komando di dunia maya atau dunia cyber,” terang Rustam.
Rustam juga mengatakan bahwa pelatihan ini akan dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia secara bergilir. Sebelumnya kegiatan Pelatihan Dasar Cyber Ansor Batch I digelar di Jakarta pada Selasa (17/5/2022) dengan perwakilan peserta dari DKI Jakarta dan Banten.