ANSOR.ID, BALI – Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Bali menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) guna memaksimalkan program kerja baik tingkat Wilayah, Cabang hingga ke masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Diklat Keagamaan, Mengwi, Mengwitani, Badung, Kabupaten Badung, Bali.
Sekretaris PW Ansor Bali, H. Suraji menyampaikan bahwa kegiatan Rakerwil merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pimpinan Wilayah satu tahun sekali. Rakerwil tahun ini membahas program masing-masing Pimpinan Cabang serta penguatan sistem administrasi.
H. Yunus Naim, Ketua PW GP Ansor Bali dalam sambutannya menyampaikan perlunya menggelar Rakerwil agar terjalin sinergitas program baik dari Pusat, Wilayah dan Cabang.
Baca Juga:
- Informasi Terbaru Kegiatan GP Ansor
- Launching MDS Rijalul Ansor, Ansor Kota Depok Ajak Masyarakat Bersholawat
“Ini sebagai pedoman atau bekal bagi pengurus yang akan datang agar terarah dan tersinergi program wilayah dan cabang. Kita menyarankan sahabat dari Pimpinan Cabang mengusulkan programnya masing-masing untuk evaluasi. Bisa jadi program cabang berjalan namun wilayah tidak jalan begitu pun sebaliknya. Maka kita mencari solusi terbaik,” paparnya.
Lebih lanjut, H. Yunus memberikan contoh penguatan ekonomi yang telah lama menjadi program dari Gerakan Pemuda Ansor, di Bali baru PC Ansor Badung yang mampu menjalankan.
“Contoh ekonomi, ini perlu penguatan. Bahkan mendengar PAC di wilayah Badung sudah membuat ritel kecil-kecilan, ini sangat luar biasa bagus. Di sini kita bisa sharing. Hal seperti ini bisa ditiru Cabang yang lain. Bisa jadi antar daerah beda kondisi wilayah,” kata H. Yunus.
Menurutnya, perlu ada penertiban administrasi agar organisasi tertata dengan baik. Administrasi yang dimaksud adalah terkait surat-menyurat serta penyebutan dalam struktur organisasi Ansor.
Baca Juga Tokoh Inspiring Mencintai Indonesia
“Masalah administrasi, surat-menyurat antar daerah atau antar PC konsepnya beda, modelnya beda, font juga beda padahal sudah ada standarisasinya. Kemudian dalam penyebutan sering kali kita mendengar kata “Sekjen” itu kurang tepat karena kata “Sekjen” hanya untuk di Pimpinan Pusat, selebihnya cukup Sekretaris saja,” ujarnya.
Terakhir H. Yunus menekankan agar masing-masing cabang membuat program pengadaan sekretariat. Hal ini sangat penting untuk menunjukkan eksistensi serta memudahkan koordinasi dengan berbagai stake holder.
“Saya harapkan sahabat-sahabat merencanakan program yang realistis. Apabila sulit dijalankan maka mungkin masuk prioritas kedua. Di beberapa PC belum ada sekretariat, termasuk di PW Ansor sendiri masih gabung dengan sekretariat PWNU Bali. Ini kita harapkan sekretariat menjadi hal yang prioritas,” tandasnya.