Semarang, ANSOR.id – Kepala Satuan Kelompok (Kasatkorpok) Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkorpok) Desa Krinjing Nasopi merupakan satu dari sekian banyak kader Ansor yang memiliki keunggulan berbeda dari umumnya. Nasopi yang menjabat sebagai ketua Kelompok Tani Rejeki Makmur menggunakan posisinya untuk lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Nasopi dengan tekun mengajarkan masyarakat untuk mandiri dan berwirausaha mengolah kopi. “Jadi konsumen tidak harus mencari saya. Warga lain juga harus bisa mengolah kopi dengan cita rasa dan aromanya tetep sama. Kalaupun beda, tidak jauh banget,” kata Nasopi disela kegiatan Hari Lahir ke 97 Hijriah Nahdlatul Ulama (NU), Rabu (4/3/2020).
Sebagai tambahan informasi, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah dalam menggelar rangkaian kegiatan Harlah ke 97 NU menurut penanggalan Hijriah dengan berbagai kegiatan. Diantaranya festifal produk unggulan Nusantara, Seminar Nasional, Halaqah Ulama se-Jawa, Pengajian Umum bersama KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dan KH Abdul Ghofur Maemoen (Gus Ghofur), dan sebagainya.
Saat ini, dari keseluruhan warga kampung yang berjumlah 46 kepala keluarga (KK), terdapat 43 KK yang memiliki kebun kopi. Akan tetapi tak semuanya menjadi anggota kelompok tani Rejeki Makmur. “Saat ini yang tergabung baru 25 KK,” ungkapnya.
Hal lain yang mendongkrak penjualan Kopi Ireng Krinjing dari pegunungan Kajoran Magelang ini karena banyak menyerap tenaga dari Ansor dan Banser dalam pemasarannya. Usut punya usut tenyata adanya membuat ketentuan khusus. “Barista diambil dari anggota Ansor-Banser, keuntungan perbungkusnya dibagi, untuk kas organisasi (Ansor,red) 1.500 dan 1.000 untuk anggota yang menjual,” bebernya.
Pengolahan Kopi
Nasopi mengolah kopi robusta dari pegunungan Kajoran bukannya tanpa alasan. Ia melihat potensi perekonomian masyarakat desa bisa dipenuhi dari mengolah kopi robusta yang mana pada umumnya warga desa Krinjing yang memiliki kebun kopi jenis robusta. “Belum semua jadi anggota kelompok tani, tapi semua hasilnya kita beli,” katanya.
Tak ada perbedaan harga antara anggota dengan non anggota. Yang jelas, ia mengajukan syarat sesuai dengan standar pengolahan kopi yang telah ia tentukan. Diantaranya harus petik merah, penjemuran matahari 25-30 hari, dan petik langsung olah. “Harus berwarna merah, dan langsung diolah. Tidak boleh menginap dulu,” jelasnya. (riff)