ANSOR.ID, BANJAR – Seorang anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) bernama Yasin menjadi korban pengeroyokan pada Kamis (26/10/2023) sekira pukul 24.00 WITA. Dia dianiaya ketika hendak pulang dari tugas pengamanan Hari Santri.
Ketua PC GP Ansor Kabupaten Banjar, Muhammad Syafi’ie Rifqi, meminta kepolisian menindak tegas pelaku pengeroyokan terhadap anggota Banser. Ia ingin agar ada efek jera untuk pelaku.
“Secara keorganisasian kami ingin para pelaku diproses dan dihukum sesuai peraturan berlaku, supaya ada efek jera,” ujar Rifqi, Jumat (27/10/2023) malam.
Baca Juga: Gus Yaqut: Nahdlatul Ulama Hadir untuk Melayani Seluruh Warga
Hasanuddin, seorang saksi mata menyebut Yasin dikeroyok oleh enam preman. Ia menuturkan bahwa awalnya Yasin mendengar suara perempuan meminta tolong dari belakang salah satu stan.
“Sahabat Yasin berusaha mencari tapi tidak ketemu. Lantas ia menuju parkiran. Saat di parkiran dia melihat ada preman sedang cek-cok dan menggunakan senjata tajam. Korban berinisiatif melerai dengan berupaya mengambil senjata tajam dari tangan preman tersebut. Tak lama, datang pihak ketiga melerai antara korban dan pelaku, lalu dipisahkan,” tutur Hasanuddin.
“Setelah itu, korban berjalan meninggalkan lokasi ingin meminta bantuan ke temannya. ternyata Para preman tadi kembali mengejar dan mengeroyok korban. Dikeroyok menggunakan tangan kosong. Jumlahnya enam orang,” imbuhnya.
Baca Juga: Pesantren Inggris Assalam, Warisan Peradaban Kader Ansor
Alhasil, korban mengalami beberapa luka pada bagian wajah serta bibir akibat bogem mentah dari preman. Termasuk baju seragam Bansernya sobek pada bagian bahu kiri.
Berdasarkan info terbaru, aparat kepolisian sudah mengamankan enam pelaku tersebut. Rifqi mengatakan bahwa Ansor Banser Kabupaten Banjar akan terus mengawal kasus ini.
“Kasus ini kami serahkan sepenuhnya kepada kepolisian, dan kami akan terus mengawal kasus ini sampai selesai,” kata Rifqi.
Untuk pengawalan di sisa kegiatan Hari Santri, ia mengingatkan kepada anggotanya agar lebih waspada dan berhati-hati. Kemudian ia meminta dalam melakukan partoli dan pengamanan harus berkelompok, jangan sendirian.
“Kami mengharapkan aparat kepolisian dan TNI lebih meningkatkan pengawasan keamanan dalam tiap kegiatan, karena anggota kita jumlahnya juga sangat terbatas,” pungkasnya.