Generasi Z dan Tantangan Keummatan dari Perspektif Ansor 1

03 Juli 2025
Tulisan
Generasi Z dan Tantangan Keummatan dari Perspektif Ansor 1

Generasi Z, yang lahir pada rentang akhir 1990-an hingga awal 2010-an, hadir sebagai generasi yang sangat akrab dengan teknologi digital, media sosial, dan perubahan cepat dalam berbagai aspek kehidupan. Dari sudut pandang Gerakan Pemuda Ansor, Gen Z merupakan harapan sekaligus tantangan besar bagi keberlangsungan nilai-nilai keislaman ahlussunnah wal jamaah, nasionalisme, dan tradisi keindonesiaan yang telah diwariskan oleh para ulama dan pendiri bangsa. Gen Z hidup dalam era keterbukaan informasi yang luar biasa, yang di satu sisi memperluas wawasan, namun di sisi lain membuka celah bagi penyebaran ideologi yang tidak selaras dengan semangat kebangsaan dan keagamaan moderat.

Ansor melihat bahwa Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Mereka kritis, kreatif, dan melek teknologi. Namun potensi ini perlu diarahkan dan dibina agar tidak terjebak dalam arus radikalisme digital, hedonisme tanpa arah, maupun sikap individualistik yang menggerus nilai-nilai kolektif. Melalui pendekatan dakwah digital, pendidikan kaderisasi, serta kegiatan sosial-keagamaan, Ansor berupaya menjembatani semangat Gen Z dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dan cinta tanah air sebagai bagian dari iman.

Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang memiliki kepekaan tinggi terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan keadilan. Ini merupakan celah strategis bagi Ansor untuk mengajak mereka berjuang bersama dalam gerakan sosial keummatan, seperti filantropi, advokasi kemanusiaan, dan penguatan ekonomi keumatan. Tantangan bagi Ansor adalah bagaimana melakukan pendekatan yang kontekstual, adaptif, dan tidak kaku, agar nilai-nilai luhur bisa ditransmisikan dengan cara yang relevan dan menarik bagi Gen Z.

Namun perlu diakui, masih terdapat kesenjangan komunikasi antara generasi pendahulu dengan Gen Z. Gaya komunikasi Gen Z yang serba cepat, visual, dan instan kadang berbenturan dengan model komunikasi organisasi yang cenderung struktural dan formal. Di sinilah pentingnya kaderisasi yang inklusif dan inovatif, agar Ansor tetap relevan dan mampu menjadi wadah perjuangan yang nyaman dan inspiratif bagi generasi muda masa kini.

Ansor percaya bahwa Gen Z bukan sekadar objek binaan, melainkan subjek perubahan yang perlu diberi ruang aktualisasi. Dengan memberikan kepercayaan, pelatihan kepemimpinan, dan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, Gen Z akan tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang menjunjung nilai Islam moderat, toleran, serta cinta NKRI. Oleh karena itu, keterlibatan Gen Z dalam berbagai lini organisasi harus terus didorong dan difasilitasi.

Sebagai penutup, Ansor melihat Gen Z bukan dengan kacamata curiga atau resah, melainkan sebagai generasi emas yang bila dibina dengan tepat, akan menjadi pilar kuat bagi bangsa dan umat. Dalam dunia yang berubah cepat, Ansor harus terus bertransformasi tanpa meninggalkan prinsip. Dengan merangkul Gen Z, Ansor bukan hanya menjaga tradisi, tapi juga menyiapkan masa depan yang lebih baik.

Penulis :Super Admin