ANSOR.ID – Pesantren Inggris Assalam Bogor adalah warisan peradaban yang ditinggalkan oleh kader Ansor, almarhmum KH. Ali Qohar. Pesantren ini mampu menyajikan inspirasi bagi penggerak Literasi Ansor agar cakap berbahasa asing.
Kader Ansor memang perlu menguasai bahasa asing agar bersiap memasuki Pasar Global Ide dan Gagasan tentang syiar peradaban Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah kepada Dunia.
Penulis berkesempatan untuk tabarukan selama tiga hari di pesantren yang unik. Kurikulum pendidikan yang diterapkan secara inklusif, memadukan konsep pesantren, merdeka belajar dengan sekolah alamnya dan Kampung Inggris.
Selama mengikuti kegiatan Akademi Literasi Ansor di pondok pesantren yang santri-santri kecilnya fasih berbahasa Inggris, penulis merefleksikan teladan pendiri pesantren dengan segala aksioma gerakan yang selama ini telah sukses dilakukan. Aksi yang layak diapresiasi menjadi sebuah literasi.
Pak Aang (sapaan akrab KH. Ali Qohar) patut menjadi inspirasi bagi Kader Ansor yang berkhidmah dalam jalur literasi. Tentang bagaimana membangkitkan khidmah Literasi dalam tantangan era digital dan era global.
Gerakan Literasi dengan Visi Internasional
Pesantren Inggris Assalam memiliki kekhasan tersendiri, di mana setiap santri diwajibkan untuk menguasai bahasa Inggris dengan baik. Celoteh dan percakapan antara santri kecil dengan menggunakan bahasa Inggris terdengar di tengah keceriaan para santri menimba ilmu dalam konsep pesantren alam.
Pak Aang sejak semula seperti hendak mengajarkan kepada kader Ansor untuk segera menguasai bahasa Inggris dengan baik, untuk kemudian melakukan gerakan literasi dengan visi internasional. Dunia perlu membaca kehebatan ulama kita dalam membangun peradaban dan demokrasi.
Literasi berbahasa asing menjadi ruang yang harus diisi oleh masyarakat Indonesia, khususnya kader Ansor agar aksi-aksi besar peradaban yang telah dan akan dilakukan Nahdlatul Ulama memenuhi seluruh kanal literasi di seluruh dunia.
Baca Juga Gus Yaqut: Nahdlatul Ulama Hadir untuk Melayani Seluruh Warga
Data yang disajikan oleh Education First English Proficiency Index (EF EPI) menunjukkan skor indeks kecakapan bahasa Inggris yang dimiliki Indonesia senilai 469 pada tahun 2022. Skor ini masuk dalam kategori kecakapan rendah, dan berada di peringkat ke-81 dari 111 negara yang mengikuti tes.
Hadirnya pondok pesantren inggris Assalam yang didirikan oleh kader terbaik Ansor pak Aang harus menjadi refleksi besar bagaimana menguatkan peran literasi keNu-an dalam visi internasionalisme.
Sosok teladan yang pernah menjabat sebagai Kasatkorcab Banser Jakarta Timur itu seperti mengajarkan bahwa penguasaan bahasa inggris adalah keharusan bagi setiap kader Ansor. Karena kebutuhan dunia terhadap nilai-nilai peradaban ala Nahdlatul Ulama sudah dalam titik yang krusial.
Penulis menyimak materi yang dibawakan oleh Savic Ali (Ketua PBNU) saat mengikuti kegiatan Akademi Literasi Ansor. Ada satu case yang patut menjadi refleksi bahwa kehadiran gerakan literasi internasional GP Ansor sudah dalam level wajib, bukan lagi fardhu kifayah.
Baca Juga “Ngaji, Ngader, Makaryo”
Savic Ali menyampaikan bahwa ketika dia berkunjung dan bertemu dengan salah satu imam masjid di Inggris, dia sempat bertanya “siapa tokoh ulama Indonesia yang dikenal?”. Sang Imam itu menjawab dengan jawaban yang membuat Savic Ali mengerutkan dahi. Karena sang imam itu menjawab ulama Indonesia yang dikenalnya adalah Ustadz berinisial BN.
Lebih lanjut, Savic Ali menjelaskan bahwa sang imam mengenal ulama Indonesia versi dia itu karena menyimak video ceramah youtube ustadz BN dengan subtitle berbahasa Inggris. Ini simple, tapi berdampak pada pembangunan visi internasional gerakan dakwah Nahdlatul Ulama di era global.
Visi Peradaban Nahdlatul Ulama
Abad kedua Nahdlatul Ulama adalah abad mengekspor nilai-nilai dan gagasan Nahdlatul Ulama dalam membangun peradaban manusia yang lebih baik. Penulis teringat seloroh Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf kala berkunjung ke Kantor PCNU Kota Pasuruan pada pertengahan pandemi Covid-19.
Gus Yahya mengucapkan sesuatu yang aneh waktu itu dalam forum yang dihadiri oleh ulama dan pengurus PCNU Kota Pasuruan. “Saya adalah salah satu orang yang bersyukur dengan adanya pandemi Covid-19” selorohnya.
Gus Yahya tidak sekedar guyon, karena dalam adagium orang NU jelas berbunyi “Guyone wong NU iku serius, seriuse wong NU iku yo Guyon”. Yang memiliki arti “Candaannya orang NU itu serius dan seriusnya orang NU itu ketika bercanda”.
Baca Juga Jihad Santri Jayakan Negeri!
Gus Yahya menjelaskan bahwa sebelum berlangsungnya pandemi dirinya selaku Katib Aam PBNU berkesempatan keliling ke beberapa negara strategis dunia. Gus Yahya menyampaikan bahwa titik konflik beredar di segala penjuru dan tinggal menunggu ledakan konfliknya. Beruntung, kata Gus Yahya, Allah menurunkan pandemi sehingga operasi dan gerakan untuk eskalasi konflik terbatasi akibat pandemi Covid-19.
Ini sama artinya bahwa dunia sedang dalam kondisi genting yang mengancam peradaban. Kehadiran NU sangat dibutuhkan warga dunia dengan gerakan civil society yang berorientasi pada visi besar kemanusiaan. Visi yang mendorong peradaban umat manusia yang damai, adil dan setara.
Secara ideologis dan rekam jejak, NU mempunyai pijakan ideologi perdamaian dan kemanusiaan yang konsisten dan kuat. Kerukunan umat beragama di Indonesia dengan cara ngemong kebhinekaan telah dilakukan oleh NU dan jaringan pesantrennya selama ratusan tahun. Sehingga membentuk wajah Indonesia sebagai negara muslim terbesar dengan kerukunan umat beragama yang kokoh.
Baca Juga Gus Yaqut: Nahdlatul Ulama Hadir untuk Melayani Seluruh Warga
Modal sejarah dan sosial kapital tersebut membuat dunia membutuhkan peran strategis Nahdlatul Ulama dalam kerja-kerja peradaban. Penguasaan kader Ansor dalam Literasi bahasa asing menjadi kebutuhan agar kehadiran Nahdlatul Ulama sebagai poros Riayatul Ummah warga dunia terlaksana dengan baik.
Apa yang dikerjakan oleh Pak Aang dengan membangun Pesantren Inggris Assalam adalah inspirasi sekaligus desakan aksi kepada seluruh kader Ansor untuk menguasai beragam bahasa asing. Dan kok ndilalah Akademi Literasi Ansor angkatan pertama dilakukan di pondok jariyah perjuangan beliau. Suwargi Langgeng Pak Aang, Al-fatihah.
Oleh: Zulkarnain Mahmud, PW GP Ansor Jawa TImur